Rabu, 27 April 2011

Kenapa Sholat ??


BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM...
Pertama2 maaf catatan ini hanya untuk mengingatkan kita semua, khususnya SAYA sendiri... agak terkejut juga setelah googling tentang shalat malah nemu yang beginian.. tapi Alhamdulillah karena hal ini ane jadi takut menyepelekan shalat...

hal-hal dibawah ini mungkin semua juragan pernah tahu.. atau paling tidak pernah mendengar... jadi sekali lagi ambil hal baik didalamnya... 
JIKA MENINGGALKAN SHOLAT SHUBUH
"kalian tahu kalo Satu kali meninggalkan shalat SHUBUH, orang itu akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30 tahun yang sama dengan 60.000 tahun di dunia"

ASTAGFIRULLOH... sehari doang ane ga mau
so mulai sekarang mending nyalian weker lebih AWAL.. biar bangunnya lebih pagi n ga telat sholat....  

 
JIKA MENINGGALKAN SHOLAT DZUHUR
"Kalian tahu kalo Dosa satu kali meninggalkan shalat DZUHUR sama dengan dosa membunuh 1.000 umat Islam"

nah lo MEMBUNUH KECOA aja DOSA gan... apelagi kalo membunuh manusia!! MUSLIM PULA!! udah gitu SERIBU!! NAUDZUBILLA

 
JIKA MENINGGALKAN SHOLAT ASHAR
"Kalian tahu kalo Dosa satu kali meninggalkan shalat ASHAR sama dengan dosa meruntuhkan Ka’bah"

kebayang ga... kalian mesti runtuhin ka'bah yang segede itu?? aet bukan itu masalahnya... tapi justru BERAT DOSA-nya gan

JIKA MENINGGALKAN SHOLAT MAGHRIB
"Kalian tahu kalo Dosa satu kali meninggalkan shalat MAGHRIB sama dengan dosa berzina dengan ibunya (jika laki-laki) atau berzina dengan ayahnya (jika perempuan)"

ASTAGFIRULLOH wah.... ane ga mau bahas yang ini...

JIKA MENINGGALKAN SHOLAT ISYA
"Kalian tahu kalo Satu kali meninggalkan shalat ISYA, tidak akan di-ridhoi oleh Allah untuk tinggal di Bumi dan akan didesak mencari bumi atau tempat hidup yang lain!"


wew... mau kemana lagi?? SEMUA kan CIPTAAN ALLAH SWT!! so....??



Akhir kata semoga Allah mengampuni kita semua... Amiiinnn....

http://unic77.blogspot.com/2009/12/masih-berani-ngga-shalat-muslim.html

Kamis, 21 April 2011

Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera. Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.
Lokasi asli Kampung Medan adalah sebuah tempat di mana Sungai Deli bertemu dengan Sungai Babura. Terdapat berbagai kerancuan dari berbagai sumber literatur mengenai asal-usul kata “Medan” itu sendiri.
a. Dari catatan penulis-penulis Portugis yang berasal dari awal abad ke-16, disebutkan bahwa Medan berasal dari nama “Medin”,
b. sebagian masyarakat yang menyatakan bahwa disebutkannya kata “Medan” karena kota ini merupakan tempat atau area bertemunya berbagai suku sehingga disebut sebagai medan pertemuan.
c. bahasa Arab mengatakan ketika para saudagar arab yang kebetulan melihat tanah medan sekarang mereka mengatakan Median yang berarti datar atau rata, dan memang pada kenyataannya medan memiliki kontur tanah yang rata mulai pantai belawan sampai ke daerah pancur batu. dan bila dilihat dari ketinggian maka terlihat medan seperti hamparan tanah yang datar
d. Medan bahasa batak Karo “medan berarti sehat” .Namun demikian, ada baiknya kita kembalikan pengertian istilah Medan itu sendiri pada tempat yang semestinya. Bila kita menilik dari sumber-sumber sejarah bahwa kota Medan pertama sekali didiami oleh suku Batak, dalam hal ini Batak Karo, tentunya kata “Medan” itu haruslah berasal dari bahasa Batak Karo.Dalam salah satu Kamus Batak Karo-Indonesia yang ditulis oleh Darwin Prinst SH tahun 2002, bahwa Kata “Medan” berarti “menjadi sehat” ataupun “lebih baik”. Hal ini memang berdasarkan pada kenyataan bahwa Guru Patimpus benar adanya adalah seorang tabib yang
dalam hal ini memiliki keahlian dalam pengobatan tradisional Batak Karo pada masanya.
Medan pertama kali ditempati oleh orang-orang Suku Batak Karo. Hanya setelah penguasa Aceh, Sultan Iskandar Muda, mengirimkan panglimanya, Gocah Pahlawan Bergelar Laksamana Khoja Bintan untuk menjadi wakil Kerajaan Aceh di Tanah Deli, barulah Kerajaan Deli mulai berkembang. Perkembangan ini ikut mendorong pertumbuhan dari segi penduduk maupun kebudayaan Medan. Di masa pemerintahan Sultan Deli kedua, Tuanku Panglima Parunggit (memerintah dari 1669-1698), terjadi sebuah perang kavaleri di Medan. Sejak saat itu, Medan menjadi pembayar upeti kepada Sultan Deli.
Perkembangan Medan Putri menjadi pusat perdagangan telah mendorongnya menjadi pusat pemerintahan. Tahun 1879, Ibukota Asisten Residen Deli dipindahkan dari Labuhan ke Medan, 1 Maret 1887,Ibukota Residen Sumatera Timur dipindahkan pula dari Bengkalis ke Medan, Istana Kesultanan Deli yang semula berada di Kampung Bahari (Labuhan) juga pindah dengan selesainya pembangunan Istana Maimoon pada tanggal 18 Mei 1891, dan dengan demikian Ibukota Deli telah resmi pindah ke Medan.
Pada tahun 1915 Residensi Sumatera Timur ditingkatkan kedudukannya menjadi Gubernemen. Pada tahun 1918 Kota Medan resmi menjadi Gemeente (Kota Praja) dengan Walikota Baron Daniel Mac Kay. Berdasarkan “Acte van Schenking” (Akte Hibah) Nomor 97 Notaris J.M. de-Hondt Junior, tanggal 30 Nopember 1918, Sultan Deli menyerahkan tanah kota Medan kepada Gemeente Medan, sehingga resmi menjadi wilayah di bawah kekuasaan langsung Hindia Belanda. Pada masa awal Kotapraja ini, Medan masih terdiri dari 4 kampung, yaitu Kampung Kesawan, Kampung Sungai Rengas, Kampung Petisah Hulu dan Kampung Petisah Hilir.

Daftar Blog Saya