Jumat, 28 Mei 2010

REKAMAN DAN PENYUSUNAN AL-QUR'AN

The History of The Qur'anic Text hal 71 - 76

1. Selama Periode Mekah

Kendati diwahyukan secara lisan, Al-Qur'an sendiri secara konsisten menyebut sebagai kitab tertulis. Ini memberi petunjuk bahwa wahyu tersebut tercatat dalam tulisan. Pada dasarnya ayat-ayat Al-Qur'an tertulis sejak awal perkembangan Islam, meski masyarakat yang baru lahir itu masih menderita berbagai permasalahan akibat kekejaman yang dilancarkan oleh pihak kafir Quraish. Berikut cerita `Umar bin al-Khattab sejak ia masuk Islam yang akan kita pakai sebagai penjelasan masalah ini:

Suatu hari ‘Umar keluar rumah menenteng pedang terhunus hendak melibas leher Nabi Muhammad. Beberapa sahabat sedang berkumpul dalam sebuah rumah di bukit Safa. Jumlah mereka sekitar empat puluhan termasuk kaum wanita. Di antaranya adalah paman Nabi Muhammad, Hamza, Abu Bakr, 'All, dan juga lainnya yang tidak pergi berhijrah ke Ethiopia. Nu'aim secara tak sengaja berpapasan dan bertanya ke mana ‘Umar hendak pergi. "Saya hendak menghabisi Muhammad, manusia yang telah membuat orang Quraish khianat terhadap agama nenek moyang dan mereka tercabik-cabik serta ia (Muhammad) mencaci maki tata cara kehidupan, agama, dan tuhan-tuhan kami. Sekarang akan aku libas dia." "Engkau hanya akan menipu diri sendiri `Umar, katanya." "Jika engkau menganggap bahwa ban! `Abd Manaf mengizinkanmu menapak di bumi ini hendak memutus nyawa Muhammad, lebih baik pulang temui keluarga anda dan selesaikan permasalahan mereka." `Umar pulang sambil bertanya-tanya apa yang telah menimpa ke­luarganya. Nu'aim menjawab, "Saudara ipar, keponakan yang bernama Sa`id serta adik perempuanmu telah mengikuti agama baru yang dibawa Nabi Muhammad. Oleh karena itu, akan lebih baik jika anda kembali menghubungi mereka." `Umar cepat-cepat memburu iparnya di rumah, tempat Khabba sedang membaca Surah Taha dari sepotong tulisan Al-­Qur'an. Saat mereka dengar suara ‘Umar, Khabba lari masuk ke kamar kecil, sedang Fatima mengambil kertas kulit yang bertuliskan Al-Qur' an dan diletakkan di bawah pahanya... 1

Kemarahan ‘Umar semakin membara begitu mendengar saudara­saudaranya masuk Islam. Keinginan membunuh orang yang beberapa saat sebelum itu la tuju semakin menjadi jadi. Masalah utama dalam cerita ini berkaitan dengan kulit kertas bertulisan Al-Qur'an, Menurut Ibn 'Abbas ayat­ayat yang diturunkan di Mekah terekam dalam bentuk tulisan sejak dari sana,2 seperti dapat dilihat dalam ucapan az-Zuhri.3 'Abdullah bin Sa'd bin 'Abi as­Sarh, seorang yang terlibat dalam penulisan Al-Qur'an sewaktu dalam periode ini,4 dituduh oleh beberapa kalangan sebagai pemalsu ayat-ayat Al-Qur'an (suatu tuduhan yang seperti telah saya jelaskan sama sekali tak berdasar).5 Orang lain sebagai penulis resmi adalah Khalid bin Sa'id bin al-‘As di mana ia menjelaskan, "Saya orang pertama yang menulis 'Bismillah ar-Rahman ar­Rahim' (Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).6

Al-Kattani mencatat peristiwa ini: Sewaktu Rafi` bin Malik al-Ansari menghadiri baiah al-'Aqaba, Nab! Muhammad menyerahkan semua ayat-ayat yang diturunkan pada dasawarsa sebelumnya. Ketika kembali ke Madinah, Rafi` mengumpulkan semua anggota sukunya dan membacakan di depan mereka.7

2. Selama Periode Madinah

i. Penulis Wahyu Nabi Muhammad

Pada periode Madinah kita memiliki cukup banyak informasi termasuk sejumlah nama, lebih kurang enam puluh lima sahabat yang ditugaskan oleh Nabi Muhammad bertindak sebagai penulis wahyu. Mereka adalah Abban bin Sa'id, Abu Umama, Abu Ayyub al-Ansari, Abu Bakr as-Siddiq, Abu Hudhaifa, Abu Sufyan, Abu Salama, Abu 'Abbas, Ubayy bin Ka'b, al-Arqam, Usaid bin al-Hudair, Aus, Buraida, Bashir, Thabit bin Qais, Ja` far bin Abi Talib, Jahm bin Sa'd, Suhaim, Hatib, Hudhaifa, Husain, Hanzala, Huwaitib, Khalid bin Sa'id, Khalid bin al-Walid, az-Zubair bin al-`Awwam, Zubair bin Arqam, Zaid bin Thabit, Sa'd bin ar-Rabi`, Sa'd bin `Ubada, Sa'id bin Sa`id, Shurahbil bin Hasna, Talha, `Amir bin Fuhaira, `Abbas, `Abdullah bin al-Arqam, `Abdullah bin Abi Bakr, `Abdullah bin Rawaha, `Abdullah bin Zaid, `Abdullah bin Sa'd,

'Abdullah bin 'Abdullah, 'Abdullah bin 'Amr, 'Uthman bin 'Affan, Uqba, al­'Ala bin 'Uqba, 'All bin Abi Talib, 'Umar bin al-Khattab, 'Amr bin al-'As, Muhammad bin Maslama, Mu'adh bin Jabal, Mu'awiya, Ma'n bin 'Adi, Mu'aqib bin Mughira, Mundhir, Muhajir, dan Yazid bin Abi Sufyan.8


ii. Nabi Muhammad Mendiktekan AI-Qur' an

Saat wahyu turun, Nabi Muhammad secara rutin memanggil para penulis yang ditugaskan agar mencatat ayat itu.9 Zaid bin Thabit menceritakan sebagai ganti atau mewakili peranan dalam Nabi Muhammad, la sering kali dipanggil diberi tugas penulisan saat wahyu turun.10 Sewaktu ayat al-jihad turun, Nabi Muhammad memanggil Zaid bin Thabit membawa tinta dan alat tulis dan kemudian mendiktekannya; 'Amr bin Um-Maktum al-A'ma duduk menanyakan kepada Nabi Muhammad, "Bagaimana tentang saya? Karena saya sebagai orang yang buta." Dan kemudian turun ayat, "ghair uli al-darar"11 (bagi orang­orang yang bukan catat).12 Tampaknya tak ada bukti pengecekan ulang setelah mendiktekan. Saat tugas penulisan selesai, Zaid membaca ulang di depan Nabi Muhammad agar yakin tak ada sisipan kata lain yang masuk ke dalam teks.13

iii. Tradisi Penulisan Al-Qur'an di Kalangan Sahabat

Praktik yang biasa berlaku di kalangan para sahabat tentang penulisan AI­Qur'an, menyebabkan Nabi Muhammad melarang orang-orang menulis sesuatu darinya kecuali Al-Qur'an, "dan siapa yang telah menulis sesuatu dariku selain Al-Qur'an, maka la harus menghapusnya."14 Beliau ingin agar Al-Qur'an dan hadith tidak ditulis pada halaman kertas yang sama agar tidak terjadi campur aduk serta kekeliruan. Sebenarnya bagi mereka yang tak dapat menulis selalu hadir juga di masjid memegang kertas kulit dan minta orang lain secara suka rela mau menuliskan ayat Al-Qur'an.15 Berdasarkan kebiasaan Nabi Muhammad memanggil juru tulis ayat-ayat yang baru turun, kita dapat menarik anggapan bahwa pada masa kehidupan beliau seluruh Al-Qur'an sudah tersedia dalam bentuk tulisan.

3. Susunan Al-Qur'an

i. Susunan Ayat ke dalam Surah

Diakui secara umum bahwa susunan ayat dan surah dalam Al-Qur'an memiliki keunikan yang luar biasa. Susunannya tidak secara urutan saat wahyu diturunkan dan subjek bahasan. Rahasianya hanya Allah Yang Mahatahu, karena Dia sebagai pemilik kitab tersebut. Jika seseorang akan bertindak sebagai editor menyusun kembali kata-kata buku orang lain misalnya, mengubah urutan kalimat akan mudah memengaruhi seluruh isinya. Hasil akhir tidak dapat diberikan pada pengarang karena hanya sang pencipta yang berhak mengubah kata-kata dan materi guna menjaga hak-haknya.

Demikian halnya Kitab Allah, karena Dia sebagai pencipta tunggal clan Dia sendiri yang memiliki wewenang mutlak menyusun seluruh materi. Al­Qur'an sangat tegas dalam masalah ini:



"Sesungguhnya atas tanggungan Kami mengumpulkan (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacanya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami menjelaskannya.”16


Maka guna menjelaskan isi kandungan ayat-ayat itu, Allah menugaskan Nabi Muhammad sebagai penerima mandat. Dalam hal ini Al-Qur' an memberi penjelasan,



"Dan Kami telah turunkan kepada engkau (Muhammad) berupa peringatan agar engkau menjelaskan kepada manusia apa-apa yang telah diturunkan pada mereka."17


Hak istimewa ini, Allah berikan wewenang atau hak otoritas pada Nabi Muhammad agar memberi penjelasan pada umatnya.18 Hanya Nabi Muhammad, melalui keistimewaan dan wahyu ketuhanan, yang dianggap mampu menyusun ayat-ayat ke dalam bentuk keunikan Al-Qur'an sesuai kehendak dan rahasia Allah. Bukan komunitas Muslim secara kolektif dan bukan pula perorangan memiliki legitimasi kata akhir dalam menyusun Kitab Allah.

Kitab Al-Qur'an mencakup surah-surah panjang dan yang terpendek terdiri atas 3 ayat, sedangkan paling panjang 286 ayat. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi Muhammad memberi instruksi kepada para penulis tentang letak ayat pada setiap surah. `Uthman menjelaskan baik wahyu itu mencakup ayat panjang maupun satu ayat terpisah, Nabi Muhammad selalu memanggil penulisnya clan berkata, "Letakkan ayat-ayat tersebut ke dalam surah sepetrti yang beliau sebut."19 Zaid bin Thabit menegaskan, "Kami akan kumpulkan Al-Qur'an di depan Nabi Muhammad."20 Menurut `Uthman bin Abi al-'As, Malaikat Jibril menemui Nabi Muhammad memberi perintah akan penempatan ayat tertentu.21

*

’Uthman bin AM al-‘As melaporkan bahwa saat sedang duduk bersama Nabi Muhammad ketika beliau memalingkan padangan pada satu titik dan kemudian berkata, "Malaikat Jibril menemuiku dan meminta agar menempatkan ayat ini:


22 pada bagian surah tertentu.23
*

AI-Kalbi melaporkan dari Abu Sufyan tentang Ibn ‘Abbas tentang ayat,



"Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah."24.


Ia menjelaskan, "Ini adalah ayat terakhir yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Malaikat Jibril turun dan minta meletakannya setelah ayat ke dua ratus delapan puluh dalam Surah al-Baqarah."25
*

Ubbay bin Ka'b menjelaskan, "Kadang-kadang permulaan surah itu diwahyukan pada Nabi Muhammad, kemudian saya menuliskannya, dan wahyu yang lain turun pada beliau lalu berkata, "Ubbay! Tulislah ini dalam surah yang menyebut ini dan itu.' Dalam kesempatan lain wahyu diturunkan pada beliau dan saya menunggu perintah yang hendak diberi­kan sehingga beliau memberi tahu tempat yang sesuai dari suatu ayat.26
*

Zaid bin Thabit memberi penjelasan, "Sewaktu kami bersama Nabi Muhammad mengumpulkan Al-Qur'an kertas kulit beliau berkata, "Mudah-mudahan Sham mendapat berkah"27 Kemudian beliau ditanya, 'Mengapa demikian wahai Nabi Allah?' Beliau menjawab, 'Karena para Malaikat yang Maha Rahman telah melebarkan sayap mereka kepada­nya."28 Dalam hadith ini kita catat Nabi Muharnmad selalu melakukan pengawasan dalam pengumpulan dan susunan ayat-ayat Qur'an
*

Kita dapat melihat bukti yang sangat jelas bahwa bacaan surah dalam shalat lima waktu. Tidak boleh bacaan umum menyalahi urutan ayat-ayat yang telah disepakati dan tidak pernah terjadi peristiwa shalat berjamaah akan adanya perbedaan pendapat dengan imam tentang urutan ayat-ayat baik di masa Nabi Muhammad maupun sekarang. Nabi Muhammad kadang-kadang membaca satu surah sampai habis pada shalat jum'ah.29

Bukti lain dapat dilacak dari beberapa hadith yang mengatakan kepada sahabat telah mengenal permulaan dan akhiran surah-surah yang ada.

*

Nabi Muhammad memberi komentar kepada ‘Umar, "Akhir ayat-ayat dari Surah an-Nisa' akan dianggap cukup buatmu (dalam menyelesaikan masa]ah warisan). "30
*

Abu Mas'ud al-Badri memberi laporan bahwa Nabi Muhammad bersabda, 'Ayat terakhir dari Surah al-Baqarah dapat mencukupi bagi siapa saja yang membaca di waktu malam."31
*

Ibn `Abbas mengingatkan, "Sewaktu saya bermalam di rumah, Maimuna (istri Nabi Muhammad), saya mendengar beliau terbangun dari tidur lalu membaca sepuluh ayat terakhir dari Surah `Ali ‘Imran."32

REKAMAN DAN PENYUSUNAN AL-QUR'AN

The History of The Qur'anic Text hal 71 - 76

1. Selama Periode Mekah

Kendati diwahyukan secara lisan, Al-Qur'an sendiri secara konsisten menyebut sebagai kitab tertulis. Ini memberi petunjuk bahwa wahyu tersebut tercatat dalam tulisan. Pada dasarnya ayat-ayat Al-Qur'an tertulis sejak awal perkembangan Islam, meski masyarakat yang baru lahir itu masih menderita berbagai permasalahan akibat kekejaman yang dilancarkan oleh pihak kafir Quraish. Berikut cerita `Umar bin al-Khattab sejak ia masuk Islam yang akan kita pakai sebagai penjelasan masalah ini:

Suatu hari ‘Umar keluar rumah menenteng pedang terhunus hendak melibas leher Nabi Muhammad. Beberapa sahabat sedang berkumpul dalam sebuah rumah di bukit Safa. Jumlah mereka sekitar empat puluhan termasuk kaum wanita. Di antaranya adalah paman Nabi Muhammad, Hamza, Abu Bakr, 'All, dan juga lainnya yang tidak pergi berhijrah ke Ethiopia. Nu'aim secara tak sengaja berpapasan dan bertanya ke mana ‘Umar hendak pergi. "Saya hendak menghabisi Muhammad, manusia yang telah membuat orang Quraish khianat terhadap agama nenek moyang dan mereka tercabik-cabik serta ia (Muhammad) mencaci maki tata cara kehidupan, agama, dan tuhan-tuhan kami. Sekarang akan aku libas dia." "Engkau hanya akan menipu diri sendiri `Umar, katanya." "Jika engkau menganggap bahwa ban! `Abd Manaf mengizinkanmu menapak di bumi ini hendak memutus nyawa Muhammad, lebih baik pulang temui keluarga anda dan selesaikan permasalahan mereka." `Umar pulang sambil bertanya-tanya apa yang telah menimpa ke­luarganya. Nu'aim menjawab, "Saudara ipar, keponakan yang bernama Sa`id serta adik perempuanmu telah mengikuti agama baru yang dibawa Nabi Muhammad. Oleh karena itu, akan lebih baik jika anda kembali menghubungi mereka." `Umar cepat-cepat memburu iparnya di rumah, tempat Khabba sedang membaca Surah Taha dari sepotong tulisan Al-­Qur'an. Saat mereka dengar suara ‘Umar, Khabba lari masuk ke kamar kecil, sedang Fatima mengambil kertas kulit yang bertuliskan Al-Qur' an dan diletakkan di bawah pahanya... 1

Kemarahan ‘Umar semakin membara begitu mendengar saudara­saudaranya masuk Islam. Keinginan membunuh orang yang beberapa saat sebelum itu la tuju semakin menjadi jadi. Masalah utama dalam cerita ini berkaitan dengan kulit kertas bertulisan Al-Qur'an, Menurut Ibn 'Abbas ayat­ayat yang diturunkan di Mekah terekam dalam bentuk tulisan sejak dari sana,2 seperti dapat dilihat dalam ucapan az-Zuhri.3 'Abdullah bin Sa'd bin 'Abi as­Sarh, seorang yang terlibat dalam penulisan Al-Qur'an sewaktu dalam periode ini,4 dituduh oleh beberapa kalangan sebagai pemalsu ayat-ayat Al-Qur'an (suatu tuduhan yang seperti telah saya jelaskan sama sekali tak berdasar).5 Orang lain sebagai penulis resmi adalah Khalid bin Sa'id bin al-‘As di mana ia menjelaskan, "Saya orang pertama yang menulis 'Bismillah ar-Rahman ar­Rahim' (Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).6

Al-Kattani mencatat peristiwa ini: Sewaktu Rafi` bin Malik al-Ansari menghadiri baiah al-'Aqaba, Nab! Muhammad menyerahkan semua ayat-ayat yang diturunkan pada dasawarsa sebelumnya. Ketika kembali ke Madinah, Rafi` mengumpulkan semua anggota sukunya dan membacakan di depan mereka.7

2. Selama Periode Madinah

i. Penulis Wahyu Nabi Muhammad

Pada periode Madinah kita memiliki cukup banyak informasi termasuk sejumlah nama, lebih kurang enam puluh lima sahabat yang ditugaskan oleh Nabi Muhammad bertindak sebagai penulis wahyu. Mereka adalah Abban bin Sa'id, Abu Umama, Abu Ayyub al-Ansari, Abu Bakr as-Siddiq, Abu Hudhaifa, Abu Sufyan, Abu Salama, Abu 'Abbas, Ubayy bin Ka'b, al-Arqam, Usaid bin al-Hudair, Aus, Buraida, Bashir, Thabit bin Qais, Ja` far bin Abi Talib, Jahm bin Sa'd, Suhaim, Hatib, Hudhaifa, Husain, Hanzala, Huwaitib, Khalid bin Sa'id, Khalid bin al-Walid, az-Zubair bin al-`Awwam, Zubair bin Arqam, Zaid bin Thabit, Sa'd bin ar-Rabi`, Sa'd bin `Ubada, Sa'id bin Sa`id, Shurahbil bin Hasna, Talha, `Amir bin Fuhaira, `Abbas, `Abdullah bin al-Arqam, `Abdullah bin Abi Bakr, `Abdullah bin Rawaha, `Abdullah bin Zaid, `Abdullah bin Sa'd,

'Abdullah bin 'Abdullah, 'Abdullah bin 'Amr, 'Uthman bin 'Affan, Uqba, al­'Ala bin 'Uqba, 'All bin Abi Talib, 'Umar bin al-Khattab, 'Amr bin al-'As, Muhammad bin Maslama, Mu'adh bin Jabal, Mu'awiya, Ma'n bin 'Adi, Mu'aqib bin Mughira, Mundhir, Muhajir, dan Yazid bin Abi Sufyan.8


ii. Nabi Muhammad Mendiktekan AI-Qur' an

Saat wahyu turun, Nabi Muhammad secara rutin memanggil para penulis yang ditugaskan agar mencatat ayat itu.9 Zaid bin Thabit menceritakan sebagai ganti atau mewakili peranan dalam Nabi Muhammad, la sering kali dipanggil diberi tugas penulisan saat wahyu turun.10 Sewaktu ayat al-jihad turun, Nabi Muhammad memanggil Zaid bin Thabit membawa tinta dan alat tulis dan kemudian mendiktekannya; 'Amr bin Um-Maktum al-A'ma duduk menanyakan kepada Nabi Muhammad, "Bagaimana tentang saya? Karena saya sebagai orang yang buta." Dan kemudian turun ayat, "ghair uli al-darar"11 (bagi orang­orang yang bukan catat).12 Tampaknya tak ada bukti pengecekan ulang setelah mendiktekan. Saat tugas penulisan selesai, Zaid membaca ulang di depan Nabi Muhammad agar yakin tak ada sisipan kata lain yang masuk ke dalam teks.13

iii. Tradisi Penulisan Al-Qur'an di Kalangan Sahabat

Praktik yang biasa berlaku di kalangan para sahabat tentang penulisan AI­Qur'an, menyebabkan Nabi Muhammad melarang orang-orang menulis sesuatu darinya kecuali Al-Qur'an, "dan siapa yang telah menulis sesuatu dariku selain Al-Qur'an, maka la harus menghapusnya."14 Beliau ingin agar Al-Qur'an dan hadith tidak ditulis pada halaman kertas yang sama agar tidak terjadi campur aduk serta kekeliruan. Sebenarnya bagi mereka yang tak dapat menulis selalu hadir juga di masjid memegang kertas kulit dan minta orang lain secara suka rela mau menuliskan ayat Al-Qur'an.15 Berdasarkan kebiasaan Nabi Muhammad memanggil juru tulis ayat-ayat yang baru turun, kita dapat menarik anggapan bahwa pada masa kehidupan beliau seluruh Al-Qur'an sudah tersedia dalam bentuk tulisan.

3. Susunan Al-Qur'an

i. Susunan Ayat ke dalam Surah

Diakui secara umum bahwa susunan ayat dan surah dalam Al-Qur'an memiliki keunikan yang luar biasa. Susunannya tidak secara urutan saat wahyu diturunkan dan subjek bahasan. Rahasianya hanya Allah Yang Mahatahu, karena Dia sebagai pemilik kitab tersebut. Jika seseorang akan bertindak sebagai editor menyusun kembali kata-kata buku orang lain misalnya, mengubah urutan kalimat akan mudah memengaruhi seluruh isinya. Hasil akhir tidak dapat diberikan pada pengarang karena hanya sang pencipta yang berhak mengubah kata-kata dan materi guna menjaga hak-haknya.

Demikian halnya Kitab Allah, karena Dia sebagai pencipta tunggal clan Dia sendiri yang memiliki wewenang mutlak menyusun seluruh materi. Al­Qur'an sangat tegas dalam masalah ini:



"Sesungguhnya atas tanggungan Kami mengumpulkan (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacanya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami menjelaskannya.”16


Maka guna menjelaskan isi kandungan ayat-ayat itu, Allah menugaskan Nabi Muhammad sebagai penerima mandat. Dalam hal ini Al-Qur' an memberi penjelasan,



"Dan Kami telah turunkan kepada engkau (Muhammad) berupa peringatan agar engkau menjelaskan kepada manusia apa-apa yang telah diturunkan pada mereka."17


Hak istimewa ini, Allah berikan wewenang atau hak otoritas pada Nabi Muhammad agar memberi penjelasan pada umatnya.18 Hanya Nabi Muhammad, melalui keistimewaan dan wahyu ketuhanan, yang dianggap mampu menyusun ayat-ayat ke dalam bentuk keunikan Al-Qur'an sesuai kehendak dan rahasia Allah. Bukan komunitas Muslim secara kolektif dan bukan pula perorangan memiliki legitimasi kata akhir dalam menyusun Kitab Allah.

Kitab Al-Qur'an mencakup surah-surah panjang dan yang terpendek terdiri atas 3 ayat, sedangkan paling panjang 286 ayat. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi Muhammad memberi instruksi kepada para penulis tentang letak ayat pada setiap surah. `Uthman menjelaskan baik wahyu itu mencakup ayat panjang maupun satu ayat terpisah, Nabi Muhammad selalu memanggil penulisnya clan berkata, "Letakkan ayat-ayat tersebut ke dalam surah sepetrti yang beliau sebut."19 Zaid bin Thabit menegaskan, "Kami akan kumpulkan Al-Qur'an di depan Nabi Muhammad."20 Menurut `Uthman bin Abi al-'As, Malaikat Jibril menemui Nabi Muhammad memberi perintah akan penempatan ayat tertentu.21

*

’Uthman bin AM al-‘As melaporkan bahwa saat sedang duduk bersama Nabi Muhammad ketika beliau memalingkan padangan pada satu titik dan kemudian berkata, "Malaikat Jibril menemuiku dan meminta agar menempatkan ayat ini:


22 pada bagian surah tertentu.23
*

AI-Kalbi melaporkan dari Abu Sufyan tentang Ibn ‘Abbas tentang ayat,



"Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah."24.


Ia menjelaskan, "Ini adalah ayat terakhir yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Malaikat Jibril turun dan minta meletakannya setelah ayat ke dua ratus delapan puluh dalam Surah al-Baqarah."25
*

Ubbay bin Ka'b menjelaskan, "Kadang-kadang permulaan surah itu diwahyukan pada Nabi Muhammad, kemudian saya menuliskannya, dan wahyu yang lain turun pada beliau lalu berkata, "Ubbay! Tulislah ini dalam surah yang menyebut ini dan itu.' Dalam kesempatan lain wahyu diturunkan pada beliau dan saya menunggu perintah yang hendak diberi­kan sehingga beliau memberi tahu tempat yang sesuai dari suatu ayat.26
*

Zaid bin Thabit memberi penjelasan, "Sewaktu kami bersama Nabi Muhammad mengumpulkan Al-Qur'an kertas kulit beliau berkata, "Mudah-mudahan Sham mendapat berkah"27 Kemudian beliau ditanya, 'Mengapa demikian wahai Nabi Allah?' Beliau menjawab, 'Karena para Malaikat yang Maha Rahman telah melebarkan sayap mereka kepada­nya."28 Dalam hadith ini kita catat Nabi Muharnmad selalu melakukan pengawasan dalam pengumpulan dan susunan ayat-ayat Qur'an
*

Kita dapat melihat bukti yang sangat jelas bahwa bacaan surah dalam shalat lima waktu. Tidak boleh bacaan umum menyalahi urutan ayat-ayat yang telah disepakati dan tidak pernah terjadi peristiwa shalat berjamaah akan adanya perbedaan pendapat dengan imam tentang urutan ayat-ayat baik di masa Nabi Muhammad maupun sekarang. Nabi Muhammad kadang-kadang membaca satu surah sampai habis pada shalat jum'ah.29

Bukti lain dapat dilacak dari beberapa hadith yang mengatakan kepada sahabat telah mengenal permulaan dan akhiran surah-surah yang ada.

*

Nabi Muhammad memberi komentar kepada ‘Umar, "Akhir ayat-ayat dari Surah an-Nisa' akan dianggap cukup buatmu (dalam menyelesaikan masa]ah warisan). "30
*

Abu Mas'ud al-Badri memberi laporan bahwa Nabi Muhammad bersabda, 'Ayat terakhir dari Surah al-Baqarah dapat mencukupi bagi siapa saja yang membaca di waktu malam."31
*

Ibn `Abbas mengingatkan, "Sewaktu saya bermalam di rumah, Maimuna (istri Nabi Muhammad), saya mendengar beliau terbangun dari tidur lalu membaca sepuluh ayat terakhir dari Surah `Ali ‘Imran."32

SEJARAH AL QURAN

Mushaf ‘Utsmany.

Pelayanan para sahabat terhadap al-Qur'an pada masa Utsman adalah upaya yang jenius dan kita harus bersyukur karenanya. Sejak itu pintu bagi upaya perubahan atas wahyu lebih tertutup rapat, jutaan Muslim di segenap penjuru dunia kini dapat dengan tenang mengaji dan mempelajari al-Qur'an dengan bahasa yang sama (bahasa Arab); tulisan yang sama, huruf perhuruf, ayat perayat, surat persurat; maka ketika seorang Muslim Indonesia mengutip satu ayat, Muslim lain di penjuru dunia tidak akan mempertanyakan kutipan ayat tersebut, sebab mereka juga membaca ayat yang sama persis. Kutipan ayat sejak masa awal diturunkan hingga hari ini juga tidak akan didebat oleh siapapun karena tetap sama, tidak ada perubahan atau pun perbaikan. Kebersamaan itu terwujud menembus ruang dan waktu, bukankah itu suatu keistimewaan tersendiri bagi umat Islam.

Al-Qur'an yang dipakai oleh Muslim Syi'ah pun menggunakan Rasm Uthmani seperti yang dituturkan Nurcholish Madjid ketika mengutip penjelasan yang dimuat di dalam beberapa mushaf terbitan Iran, kutipan tersebut seperti berikut :

(Ini adalah al-Qur'an) dengan penulisan yang sangat bagus dan jelas, yang diambil berasal dari cara penulisan (rasm al-khathth) al-Qur'an yang asli dan tua yang dikenal dengan sebutan rasm al-mushhaf atau rasm 'Utsmani. Dan cara baca (qiraat)-nya berasal dari yang paling mu'tabar (absah), dari riwayat Hafsh dan Ashim, yan,g dari jurusan lain juga berasal dari Amir al-Mu'minin Ali (as.) dan dari jalan ini berasal dari pribadi Nabi yang mulia (s.a.w). Dalam memberi nomor ayat diambil berasal dari riwayat Abd Allah ibn Habib al­Sullami, dari Imam Ali ibn Abi Thalib (as), sehingga jumlah ayat itu ialah 6236 ayat. 48

Mushaf Imam Ali yang masih ada di Iran, disikapi dengan sangat bijak oleh Muslim Syiah dengan tetap menggunakan rasm Uthmani. Sehingga kreatifitas Ali bisa menjadi rujukan turunnya

surat secara kronologis, yang tentunya sangat berguna dalam arkeologi pemikiran keagamaan, tanpa mengubah susunan yang ada. Susunan yang sudah dihafal sejak masa awal ini menggambarkan cara penyajian sebuah teks yang agung.

Gambar Mushaf Rasm Utsmani

Mushaf Uthmani yang dikirim ke beberapa wilayah Islam pada masa khalifah Utsman salah satunya kini masih ada di Tashkent Uzbekistan, seperti yang tampak pada foto di atas. Mushhaf tersebut disimpan oleh "The Muslim Board of Uzbekistan'; sebuah lembaga Islam Uzbekistan yang berdomisili di 103, Zarkaynar street, 700002, Tashkent, Uzbekistan, Telpon: (7+3712) 40.08.41/40.39.33. Mushaf ini menjadi milik dan kebanggaan Uzbekistan, dan perawatannya selain oleh lembaga di atas juga oleh Komite Keagamaan pemerintah Uzbekistan.

Mushaf Utsman ini ditulis di atas kulit, dengan ukuran 53 x 62 cm, setebal ± 250 halaman, dan ditulis dengan khat Kufi. 50 halaman dari manuskrip ini ditemukan berada di tangan colektor di London 2 abad yang lalu. Sedang manuskrip Mushaf Utsman yang lain berada di Sana'a dan di Kairo.

Tentang Mushaf Utsman yang berada di Tashkent menurut riwayat yang berkembang di daerah tersebut, terdapat dua versi tentang masuknya Mushaf tersebut dari tempat penulisannya di Madinah.

Versi I: Kerabat dari Khalifah Utsman membawa al­-Qur'an tersebut ke Maverannahr (Maa waraa'a an-nahr) saat terjadi fitnah dalam pemerintahannya di Madinah.

Versi II: Ali bin Abi Thalib membawa Mushaf tersebut ke Kufa, dari sana Amir Taimur membawanya ke Samarkand saat kembali dari penyerangan ke Irak.

Pada tahun 1868 Mushaf Utsman ini dikirim ke Imperium Rusia oleh Jendral Von Kaufman dan disimpan di Perpustakaan Umum di St. Petersburg. Setelah revolusi Oktober 1917 kaum Muslim Kazan membawa kembali Mushaf tersebut ke daerah mereka. Perselisihan seringkali terjadi antara Muslim Kazan dan Muslim Uzbekistan. Akibatnya, manuskrip tersebut dikembalikan ke Tashkent 1924. Disimpan di musium sejarah hingga tahun 1989, hingga akhirnya diberikan kepada Majlis Muslim Uzbekistan.49

Catatan

Ibarat sebuah kue, al-Qur'an telah dinikmati oleh umat Muslim sejak diturunkan hingga hari ini, sementara umat lain sibuk memperkarakan dari mana asalnya. Al-Qur'an tak henti­ hentinya dikaji oleh umatnya (kini bahkan orientalis semakin banyak yang mengkaji al-Qur'an), dan para penentangnya juga tidak pernah berhenti menghujat. Kini, tinggal bagaimana sikap kita sebagai umat yang di amanati al-Qur'an. Amat disayangkan jika umat Muslim ikut sibuk memperkarakan resep dan pembuamya, padahal kue di atas perjamuan tersebut belum juga habis dan tidak akan habis, apalagi kadaluarsa. Isyarat-isyarat di dalamnya selalu aktual, isyarat yang 14 abad lalu belum dipahami oleh umat Muslim kini berkat kemajuan teknologi dapat mereka saksikan maknanya, tidak hanya memahaminya.

Berkat usaha para sahabat Rasulullah yang melakukan standarisasi al-Qur'an umat Muslim lebih menekankan pada penggalian kandungan al-Qur'an ketimbang memperdebatkan Sejarah penulisannya. Perbedaan pendapat dikalangan umat Muslim dalam kajian ulum al-Qur'an lebih baik kita pahami sebagai kekayaan khazanah intelektual. Coba bayangkan kalau banyak versi al-Qur'an, masing-masing saling mengunggulkan kebenarannya sendiri sementara yang diperdebatkan belum habis dikaji. Standarisasi yang dilakukan oleh Uthman di setujui oleh para sahabat. Imam Ali yang juga menulis mushaf (pribadi) memuji tindakan yang diambil oleh sahabat Uthman. Apakah mungkin para sahabat yang sangat jujur, kritis, pemalu (seperti Uthman) melakukan kebohongan publik ? Khalifah Uthman sendiri yang oleh Dr. Robert Morey disudutkan bahkan pada masalah pribadi beliau adalah salah satu sahabat yang oleh Rasulullah disebut sebagai salah satu penghuni surga -selain sembilan lainnya-.

Ide penulisan ulang al-Qur'an sesuai kehendak masyarakat modern, yang justru keluar dari kalangan Muslim, adalah upaya membangun hotel ditengah danau. Kenapa tidak membangun hotel disamping danau, sehingga banyak orang yang menikmati dan mungkin mengikuti. Ulama' terdahulu sudah mencontohkan pembangunan hotel berbentuk tafsir, asbab an-Nuzul, i'rab al­Qur'an dan lain-lainnya yang terhitung. Hotel-hotel itu tidak pernah kosong, hingga saat ini masih banyak yang datang mengkajinya, bahkan direnovasi dengan bermacam-macam bahasa. Suatu saat nanti kita hanya ditanya seberapa banyak yang sudah kita amalkan dari ajaran itu.

Penyudutan orientalis sefiacam Dr. Robert Morey terhadap al-Qur'an tidak lepas dari tradisi Kristen dalam memandang Bibel yang hanya disebut sebagai "karangan", kita bisa melihat langsung di Bibel bagaimana masing-masing Injil diberi judul "Karangan". Hal itu sangat dimaklumi karena Bibel (Taurat dan Injil) sampai ketangan mereka setelah banyak peralihan bahasa dan yang terakhir adalah berbahasa Latin Romawi. Dari sisi materipun banyak ajaran yang tidak mungkin dipakai. Bagaimana mungkin sebuah kitab suci melecehkan 'tuhan' dan nabinya sendiri, belum lagi ayat-ayat porno. Itulah sebabnya tidak heran jika banyak dari mereka yang jujur, menyatakan bahwa ajaran yang sebenarnya dari Nabi Isa As. telah diturunkan Allah melalui Nabi Muhammad Saw.

SEJARAH AL QURAN

Mushaf ‘Utsmany.

Pelayanan para sahabat terhadap al-Qur'an pada masa Utsman adalah upaya yang jenius dan kita harus bersyukur karenanya. Sejak itu pintu bagi upaya perubahan atas wahyu lebih tertutup rapat, jutaan Muslim di segenap penjuru dunia kini dapat dengan tenang mengaji dan mempelajari al-Qur'an dengan bahasa yang sama (bahasa Arab); tulisan yang sama, huruf perhuruf, ayat perayat, surat persurat; maka ketika seorang Muslim Indonesia mengutip satu ayat, Muslim lain di penjuru dunia tidak akan mempertanyakan kutipan ayat tersebut, sebab mereka juga membaca ayat yang sama persis. Kutipan ayat sejak masa awal diturunkan hingga hari ini juga tidak akan didebat oleh siapapun karena tetap sama, tidak ada perubahan atau pun perbaikan. Kebersamaan itu terwujud menembus ruang dan waktu, bukankah itu suatu keistimewaan tersendiri bagi umat Islam.

Al-Qur'an yang dipakai oleh Muslim Syi'ah pun menggunakan Rasm Uthmani seperti yang dituturkan Nurcholish Madjid ketika mengutip penjelasan yang dimuat di dalam beberapa mushaf terbitan Iran, kutipan tersebut seperti berikut :

(Ini adalah al-Qur'an) dengan penulisan yang sangat bagus dan jelas, yang diambil berasal dari cara penulisan (rasm al-khathth) al-Qur'an yang asli dan tua yang dikenal dengan sebutan rasm al-mushhaf atau rasm 'Utsmani. Dan cara baca (qiraat)-nya berasal dari yang paling mu'tabar (absah), dari riwayat Hafsh dan Ashim, yan,g dari jurusan lain juga berasal dari Amir al-Mu'minin Ali (as.) dan dari jalan ini berasal dari pribadi Nabi yang mulia (s.a.w). Dalam memberi nomor ayat diambil berasal dari riwayat Abd Allah ibn Habib al­Sullami, dari Imam Ali ibn Abi Thalib (as), sehingga jumlah ayat itu ialah 6236 ayat. 48

Mushaf Imam Ali yang masih ada di Iran, disikapi dengan sangat bijak oleh Muslim Syiah dengan tetap menggunakan rasm Uthmani. Sehingga kreatifitas Ali bisa menjadi rujukan turunnya

surat secara kronologis, yang tentunya sangat berguna dalam arkeologi pemikiran keagamaan, tanpa mengubah susunan yang ada. Susunan yang sudah dihafal sejak masa awal ini menggambarkan cara penyajian sebuah teks yang agung.

Gambar Mushaf Rasm Utsmani

Mushaf Uthmani yang dikirim ke beberapa wilayah Islam pada masa khalifah Utsman salah satunya kini masih ada di Tashkent Uzbekistan, seperti yang tampak pada foto di atas. Mushhaf tersebut disimpan oleh "The Muslim Board of Uzbekistan'; sebuah lembaga Islam Uzbekistan yang berdomisili di 103, Zarkaynar street, 700002, Tashkent, Uzbekistan, Telpon: (7+3712) 40.08.41/40.39.33. Mushaf ini menjadi milik dan kebanggaan Uzbekistan, dan perawatannya selain oleh lembaga di atas juga oleh Komite Keagamaan pemerintah Uzbekistan.

Mushaf Utsman ini ditulis di atas kulit, dengan ukuran 53 x 62 cm, setebal ± 250 halaman, dan ditulis dengan khat Kufi. 50 halaman dari manuskrip ini ditemukan berada di tangan colektor di London 2 abad yang lalu. Sedang manuskrip Mushaf Utsman yang lain berada di Sana'a dan di Kairo.

Tentang Mushaf Utsman yang berada di Tashkent menurut riwayat yang berkembang di daerah tersebut, terdapat dua versi tentang masuknya Mushaf tersebut dari tempat penulisannya di Madinah.

Versi I: Kerabat dari Khalifah Utsman membawa al­-Qur'an tersebut ke Maverannahr (Maa waraa'a an-nahr) saat terjadi fitnah dalam pemerintahannya di Madinah.

Versi II: Ali bin Abi Thalib membawa Mushaf tersebut ke Kufa, dari sana Amir Taimur membawanya ke Samarkand saat kembali dari penyerangan ke Irak.

Pada tahun 1868 Mushaf Utsman ini dikirim ke Imperium Rusia oleh Jendral Von Kaufman dan disimpan di Perpustakaan Umum di St. Petersburg. Setelah revolusi Oktober 1917 kaum Muslim Kazan membawa kembali Mushaf tersebut ke daerah mereka. Perselisihan seringkali terjadi antara Muslim Kazan dan Muslim Uzbekistan. Akibatnya, manuskrip tersebut dikembalikan ke Tashkent 1924. Disimpan di musium sejarah hingga tahun 1989, hingga akhirnya diberikan kepada Majlis Muslim Uzbekistan.49

Catatan

Ibarat sebuah kue, al-Qur'an telah dinikmati oleh umat Muslim sejak diturunkan hingga hari ini, sementara umat lain sibuk memperkarakan dari mana asalnya. Al-Qur'an tak henti­ hentinya dikaji oleh umatnya (kini bahkan orientalis semakin banyak yang mengkaji al-Qur'an), dan para penentangnya juga tidak pernah berhenti menghujat. Kini, tinggal bagaimana sikap kita sebagai umat yang di amanati al-Qur'an. Amat disayangkan jika umat Muslim ikut sibuk memperkarakan resep dan pembuamya, padahal kue di atas perjamuan tersebut belum juga habis dan tidak akan habis, apalagi kadaluarsa. Isyarat-isyarat di dalamnya selalu aktual, isyarat yang 14 abad lalu belum dipahami oleh umat Muslim kini berkat kemajuan teknologi dapat mereka saksikan maknanya, tidak hanya memahaminya.

Berkat usaha para sahabat Rasulullah yang melakukan standarisasi al-Qur'an umat Muslim lebih menekankan pada penggalian kandungan al-Qur'an ketimbang memperdebatkan Sejarah penulisannya. Perbedaan pendapat dikalangan umat Muslim dalam kajian ulum al-Qur'an lebih baik kita pahami sebagai kekayaan khazanah intelektual. Coba bayangkan kalau banyak versi al-Qur'an, masing-masing saling mengunggulkan kebenarannya sendiri sementara yang diperdebatkan belum habis dikaji. Standarisasi yang dilakukan oleh Uthman di setujui oleh para sahabat. Imam Ali yang juga menulis mushaf (pribadi) memuji tindakan yang diambil oleh sahabat Uthman. Apakah mungkin para sahabat yang sangat jujur, kritis, pemalu (seperti Uthman) melakukan kebohongan publik ? Khalifah Uthman sendiri yang oleh Dr. Robert Morey disudutkan bahkan pada masalah pribadi beliau adalah salah satu sahabat yang oleh Rasulullah disebut sebagai salah satu penghuni surga -selain sembilan lainnya-.

Ide penulisan ulang al-Qur'an sesuai kehendak masyarakat modern, yang justru keluar dari kalangan Muslim, adalah upaya membangun hotel ditengah danau. Kenapa tidak membangun hotel disamping danau, sehingga banyak orang yang menikmati dan mungkin mengikuti. Ulama' terdahulu sudah mencontohkan pembangunan hotel berbentuk tafsir, asbab an-Nuzul, i'rab al­Qur'an dan lain-lainnya yang terhitung. Hotel-hotel itu tidak pernah kosong, hingga saat ini masih banyak yang datang mengkajinya, bahkan direnovasi dengan bermacam-macam bahasa. Suatu saat nanti kita hanya ditanya seberapa banyak yang sudah kita amalkan dari ajaran itu.

Penyudutan orientalis sefiacam Dr. Robert Morey terhadap al-Qur'an tidak lepas dari tradisi Kristen dalam memandang Bibel yang hanya disebut sebagai "karangan", kita bisa melihat langsung di Bibel bagaimana masing-masing Injil diberi judul "Karangan". Hal itu sangat dimaklumi karena Bibel (Taurat dan Injil) sampai ketangan mereka setelah banyak peralihan bahasa dan yang terakhir adalah berbahasa Latin Romawi. Dari sisi materipun banyak ajaran yang tidak mungkin dipakai. Bagaimana mungkin sebuah kitab suci melecehkan 'tuhan' dan nabinya sendiri, belum lagi ayat-ayat porno. Itulah sebabnya tidak heran jika banyak dari mereka yang jujur, menyatakan bahwa ajaran yang sebenarnya dari Nabi Isa As. telah diturunkan Allah melalui Nabi Muhammad Saw.

Minggu, 16 Mei 2010

Sami Yusuf - The Creator .mp3
Found at bee mp3 search engine

Minggu, 09 Mei 2010

Inilah Muhammad A - Z

A. Artikulasikan - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, meskipun tidak dapat membaca atau menulis sepanjang seluruh hidupnya, mampu mengekspresikan diri dalam bentuk yang jelas dan tegas dan dalam bahasa Arab terbaik klasik.

B. Brave - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, dipuji karena keberaniannya dan keberanian selama dan setelah hidupnya oleh para pengikutnya dan lawan sama. Dia selalu menjadi inspirasi bagi Muslim dan bahkan non-muslim sepanjang abad.

C. sopan - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, selalu membuat perasaan orang lain di depan sendiri dan yang paling sopan semesta alam dan yang terbaik dari tamu mana pun ia pergi.

D. Dedicated - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, bertekad untuk melaksanakan misi-Nya dan hadir dengan pesan yang telah dikirim, ke seluruh dunia.

E. fasih - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, mengklaim bahwa ia tidak seorang penyair, namun ia bisa mengekspresikan dirinya dengan cara yang paling singkat, paling sedikit menggunakan kata-kata dalam cara yang paling klasik. Kata-katanya masih dikutip oleh jutaan Muslim dan non-Muslim hari ini di mana-mana.

F. Friendly - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, tercatat untuk menjadi yang paling ramah dan perhatian dari semua orang yang mengenalnya.

G. murah - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, paling murah hati dengan harta dan tidak pernah ingin menyembunyikan apa pun jika ada orang yang membutuhkan. Ini benar adanya emas, perak, hewan dan bahkan makanan dan minuman.

H. ramah - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, memang, tercatat paling murah hati semesta alam dan mengajar teman-temannya dan pengikutnya untuk menjadi yang terbaik dari host untuk semua tamu mereka sebagai bagian dari agama mereka.

I. Intelligent - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, telah dinyatakan oleh banyak komentator yang telah mempelajari hidupnya dan tindakan, untuk menjadi yang paling cerdas dari semua orang yang pernah hidup.

J. Just - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, yang paling jujur dan adil dalam semua urusan-Nya. Apakah dalam bisnis atau dalam memberikan penilaian dalam hal apapun, dia berlatih keadilan di semua tingkatan.

K. Kebaikan - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, baik hati dan penuh perhatian kepada semua orang yang ia temui. Dia lelah sebaik-baiknya untuk menyajikan pesan ibadah Sang Pencipta bukan ciptaan untuk semua ia bertemu di paling baik fashion dan cara yang paling perhatian.

L. Loving - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, adalah yang paling cinta terhadap Allah dan kepada anggota keluarganya, teman-teman, sahabat dan bahkan mereka yang tidak menerima pesan, tapi tetap damai kepadanya dan para pengikutnya.

M. Messenger Mercy - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, yang menyatakan dalam Quran oleh Allah, sebagai yang dikirim ke seluruh dunia sebagai "rahmat bagi semua umat manusia dan jin."

N. Noble - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, adalah yang paling mulia dan terkemuka dari semua orang. Semua orang tahu karakter yang bagus dan latar belakang terhormat.

O. "Kesatuan" - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, yang paling terkenal proklamasi tentang Keesaan "Allah" atau monoteisme (disebut "Tauhid" dalam bahasa Arab).

P. Pasien - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, adalah yang paling sabar sabar dan di semua pengadilan dan ia hidup melalui tes.

T. Quiet - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, sering sangat tenang dan tidak pernah terdengar menjadi sombong, keras atau menjengkelkan pada setiap kesempatan.

R. akal - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, paling pintar dan banyak akal dalam menangani bahkan yang paling serius kesulitan dan masalah-masalah dia dan teman-temannya.

S. langsung - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, dikenal oleh semua untuk berbicara langsung dengan subjek dan tidak memelintir hal-hal di sekitar dalam sambutannya. Dia juga menggunakan jumlah minimal verbiage dan dianggap berbicara berlebihan akan sia-sia dan tidak produktif.

T. bijaksana - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, adalah yang paling lembut dan bijaksana dalam urusannya dengan orang-orang. Dia tidak pernah menggaruk martabat seseorang, meskipun orang-orang kafir sering menghina dia dan difitnah dia.

U. tiada bandingan - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, dikenal di seluruh dunia saat ini sebagai orang yang paling mempengaruhi kehidupan begitu banyak orang selama zamannya dan untuk semua waktu yang akan datang.

V. Valiant - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, memberi arti baru untuk kata pemberani dan dia selalu yang paling terhormat dalam semua urusan-Nya, apakah membela hak-hak anak yatim atau menjaga kehormatan janda atau berjuang untuk mereka yang kesusahan . Dia tidak merasa terintimidasi ketika kalah dalam pertempuran, dan ia tidak berpaling dari tugas-tugasnya dalam melindungi dan membela kebenaran dan kebebasan.

W. Wali - Kata bahasa Arab, "Wali" (jamak adalah owliya) adalah agak sulit untuk membawa ke dalam bahasa Inggris tanpa penjelasan. Untuk alasan ini saya memutuskan untuk meninggalkan itu dalam bahasa Arab dan tawaran dari satu pemahaman sederhana saya tentang aspek yang paling penting dari karakter dan kepribadian Nabi Muhammad, kedamaian dan berkat-berkat akan dia. Ada yang mengatakan kata artinya; "pelindung" dan lain-lain mengatakan "manis" atau "orang-orang dalam yang Anda menaruh kepercayaan penuh dan semuanya menceritakan" seperti Katolik mungkin dilakukan dengan imam mereka. Sementara yang lain hanya menawarkan kata "teman" Ketika mendiskusikan hal ini dengan salah satu guru tercinta, Salim Morgan, dia mengatakan padaku artinya mungkin lebih mendekati kata Inggris, "sekutu.." Ini mungkin, jauh lebih dekat dalam arti karena ketika seseorang memberikan janji mereka setia kepada seseorang yang dia sedang orang itu sebagai "Wally" dan ini disebut memberikan "bay'ah" dalam bahasa Arab. Allah memberitahu kita Quran tidak mengambil orang-orang Yahudi dan Kristen sebagai "owliya" di tempat Allah. Meskipun kita memahami Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) adalah paling dekat dengan kita dalam iman, pada saat yang sama kita diperintahkan di sini tidak mengambil orang sebagai "pengakuan kami" atau "sekutu intim" atau "satu kepada siapa kita berikan kami janji kesetiaan "di tempat Allah atau Rasul-Nya, Muhammad, perdamaian, dan berkat-berkat akan dia. Nabi, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, adalah contoh hidup yang paling dapat dipercaya dan setia dari semua manusia yang pernah hidup di bumi ini. Apa pun yang disebutkan kepadanya dalam keyakinan tidak akan pernah membeberkan maupun bersama-sama dengan orang lain. Dan ketika ia diletakkan di tempat otoritas atau "Wali" atas rakyat, mereka menemukan dia menjadi yang terbaik dari yang bisa dipercaya.

X. "X" - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, tidak bisa baca tulis, bahkan namanya sendiri. Di dunia sekarang ini ia harus menggunakan "X" untuk "menandatangani" dokumen. Dia menggunakan cincin dipakai di jari kelingking tangan kanannya untuk menutup dokumen atau surat yang dikirim ke para pemimpin negeri-negeri lain.

Y. Menghasilkan - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, akan menghasilkan keinginan sendiri dan mengorbankan ide-ide sendiri demi Allah apa pun yang ditujukan kepadanya. Sementara mempertimbangkan pendapat dari para pengikutnya, ia sering menerima ide-ide mereka atas sendiri, lebih memilih untuk menghasilkan mendukung orang lain sebanyak mungkin.

Tekun Z. - Muhammad, kedamaian dan berkah selalu menyertainya, adalah yang paling bersemangat dari semua nabi Allah, dalam menjalankan misinya untuk "Damai melalui penyerahan dengan kehendak Allah." Dia benar-benar yang paling antusias dalam hal untuk menyampaikan pesan yang ia telah dipercayakan oleh Allah; pesan dari "Laa illa allah elaha-, Muhammadar-Rasoolulah" (Tidak ada patut disembah, kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah).

Alief. "Ajeeb" (AMAZING) - Kami tidak bisa menolak kesempatan untuk satu surat lagi - bahkan jika itu adalah huruf pertama dari abjad Arab ("|" alief).
Muhammad benar-benar luar biasa dalam segala hal. Dia menyampaikan pesan secara lengkap dan total kehidupan, meliputi segala sesuatu dari seseorang waktu bangun sampai waktu untuk tidur dan dari cradle ke liang kubur. Dan jika ada orang yang mengikuti Jalan Hidup ("deen" dalam bahasa Arab), mereka akan mencapai keberhasilan terbesar di kehidupan ini dan keberhasilan terbesar dalam Kehidupan Next juga.

Senin, 03 Mei 2010

Yesus Akan Kembali

(Ingatlah) ketika malaikat berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari-Nya, namanya al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat
dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)(Surat Ali Imran: 45)

Al Quran Rahmat Bagi Alam ....

"Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur'an itu hanyalah menambah kerugian bagi orang-orang yang zalim." (Q.s. al-Isra': 82).

Hari Akhir dan Imam Mahdi

'Dan katakanlah: ”Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan'' (QS An Naml: 93).

Freemasonry bekerja dengan diam-diam, namun ini adalah kerja bagaikan sebuah sungai yang dalam, yang diam-diam mendorong menuju lautan

"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(QS. Al Baqarah, 2: 32)

Daftar Blog Saya